fbpx
Bagikan

 

Memilih lubrication system indonesia yang tepat penting dilakukan demi kelancaran industri. Meskipun Anda bisa melihat rekomendasi sistem pelumasan yang tertera di buku manual, tetap saja Anda perlu mencari tahu sendiri sistem pelumasan seperti apa yang paling sesuai dengan peralatan industri yang digunakan.

Pasalnya, rekomendasi yang diberikan oleh pabrikan alat berat biasanya hanya dalam kondisi ideal saja. Padahal, kondisi lingkungan di mana peralatan digunakan berbeda-beda. Semakin sesuai sistem pelumasan yang digunakan, maka akan semakin panjang umur peralatan.

Nah, ada faktor utama yang perlu diperhatikan saat memilih sistem pelumasan, yakni jenis, kuantitas, frekuensi, dan prosedur yang tepat. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan berikut ini:

  • Ketahui kondisi lingkungan

Untuk mengetahui jenis sistem pelumasan mana yang paling tepat, Anda harus memahami peralatan dan situasi lingkungan. Perhatikan kecepatan, suhu, beban, getaran, kelembaban, dan juga debu.

Ketahui bahwa temperatur menentukan jenis oli dasar pelumas, kecepatan menentukan viskositas yang diperlukan pada suhu operasi, sementara beban, getaran, dan kelembaban menentukan jenis aditif.

  • Kuantitas dan frekuensi yang tepat

Jumlah dan waktu yang kurang tepat dalam memberikan pelumas dapat menimbulkan efek negatif pada peralatan industri. Kerusakan pada bearing adalah salah satu contoh yang paling sering muncul akibat terlalu banyak atau terlalu sedikit memberikan pelumas.

Pelumasan berlebih dapat menyebabkan peningkatan suhu operasi, menyebabkan hilangnya energi dan kegagalan pada bearing. Sebaliknya, terlalu sedikit pelumas akan menghambat sistem membawa beban dengan benar dan pada akhirnya akan berakhir pada kegagalan bearing pula.

Baik sistem pelumasan manual atau otomatis, Anda harus menggunakan jenis pelumas yang tepat dengan jumlah dan frekuensi yang tepat juga.

  • Prosedur yang tepat

Selain menentukan jenis sistem pelumasan yang sesuai, Anda juga harus memastikan prosedurnya. Prosedur yang tepat harus dipastikan setiap kali melakukan maintenance.

Misalnya seperti mengevaluasi kondisi storage dan handling, mencatat  jenis pelumas yang tepat untuk setiap aplikasi, menentukan jumlah pelumasan yang tepat per hari dan frekuensi pelumasan ulang, dan juga melacak Mean Time Between Failure (MTBR) / Mean Time Between Maintenance (MTBM).

Dengan memerhatikan sistem pelumasan yang tepat, peralatan industri pun dapat lebih terjaga dan operasi industri pun akan berjalan lancar.

Bagikan